Minggu, 07 Agustus 2011

Sekilas tentang K.H Hasyim Asy'ari


 

BIOGRAFI Kyai Hasyim Asy`ari   

Pendiri pesantren Tebuireng dan perintis Nahdlatul Ulama (NU), salah satu organisasi kemasyarakatan terbesar di Indonesia, ini dikenal sebagai tokoh pendidikan pembaharu pesantren. Selain mengajarkan agama dalam pesantren, ia juga mengajar para santri membaca buku-buku pengetahuan umum, berorganisasi, dan berpidato.
Karya dan jasa Kiai Hasyim Asy’ari yang lahir di Pondok Nggedang, Jombang, Jawa Timur, 10 April 1875 tidak lepas dari nenek moyangnya yang secara turun-temurun memimpin pesantren. Ayahnya bernama Kiai Asyari, pemimpin Pesantren Keras yang berada di sebelah selatan Jombang. Ibunya bernama Halimah. Dari garis ibu, Kiai Hasyim Asy’ari merupakan keturunan Raja Brawijaya VI, yang juga dikenal dengan Lembu Peteng, ayah Jaka Tingkir yang menjadi Raja Pajang (keturunan kedelapan dari Jaka Tingkir).

Kakeknya, Kiai Ustman terkenal sebagai pemimpin Pesantren Gedang, yang santrinya berasal dari seluruh Jawa, pada akhir abad 19. Dan ayah kakeknya, Kiai Sihah, adalah pendiri Pesantren Tambakberas di Jombang.
Semenjak kecil hingga berusia empat belas tahun, putra ketiga dari 11 bersaudara ini mendapat pendidikan langsung dari ayah dan kakeknya, Kyai Utsman. Hasratnya yang besar untuk menuntut ilmu mendorongnya belajar lebih giat dan rajin. Hasilnya, ia diberi kesempatan oleh ayahnya untuk membantu mengajar di pesantren karena kepandaian yang dimilikinya.
Tak puas dengan ilmu yang diterimanya, semenjak usia 15 tahun, ia berkelana dari satu pesantren ke pesantren lain. Mulai menjadi santri di Pesantren Wonokoyo (Probolinggo), Pesantren Langitan (Tuban), Pesantren Trenggilis (Semarang), dan Pesantren Siwalan, Panji (Sidoarjo). Di pesantren Siwalan ia belajar pada Kyai Jakub yang kemudian mengambilnya sebagai menantu.
Pada tahun 1892, Kiai Hasyim Asy’ari menunaikan ibadah haji dan menimba ilmu di Mekah. Di sana ia berguru pada Syeh Ahmad Khatib dan Syekh Mahfudh at-Tarmisi, gurunya di bidang hadis.
Dalam perjalanan pulang ke tanah air, ia singgah di Johor, Malaysia dan mengajar di sana. Pulang ke Indonesia tahun 1899, Kiai Hasyim Asy’ari mendirikan pesantren di Tebuireng yang kelak menjadi pesantren terbesar dan terpenting di Jawa pada abad 20. Sejak tahun 1900, Kiai Hasyim Asy’ari memosisikan Pesantren Tebuireng, menjadi pusat pembaruan bagi pengajaran Islam tradisional.
Dalam pesantren itu bukan hanya ilmu agama yang diajarkan, tetapi juga pengetahuan umum. Para santri belajar membaca huruf latin, menulis dan membaca buku-buku yang berisi pengetahuan umum, berorganisasi, dan berpidato.
Cara yang dilakukannya itu mendapat reaksi masyarakat sebab dianggap bidat. Ia dikecam, tetapi tidak mundur dari pendiriannya. Baginya, mengajarkan agama berarti memperbaiki manusia. Mendidik para santri dan menyiapkan mereka untuk terjun ke masyarakat, adalah salah satu tujuan utama perjuangan Kiai Hasyim Asy’ari.
Meski mendapat kecaman, pesantren Tebuireng menjadi masyur ketika para santri angkatan pertamanya berhasil mengembangkan pesantren di berbagai daerah dan juga menjadi besar.
Tanggal 31 Januari 1926, bersama dengan tokoh-tokoh Islam tradisional, Kiai Hasyim Asy’ari mendirikan Nahdlatul Ulama, yang berarti kebangkitan ulama. Organisasi ini pun berkembang dan banyak anggotanya. Pengaruh Kiai Hasyim Asy’ari pun semakin besar dengan mendirikan organisasi NU, bersama teman-temannya. Itu dibuktikan dengan dukungan dari ulama di Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Bahkan, para ulama di berbagai daerah sangat menyegani kewibawaan Kiai Hasyim. Kini, NU pun berkembang makin pesat. Organisasi ini telah menjadi penyalur bagi pengembangan Islam ke desa-desa maupun perkotaan di Jawa.
Meski sudah menjadi tokoh penting dalam NU, ia tetap bersikap toleran terhadap aliran lain. Yang paling dibencinya ialah perpecahan di kalangan umat Islam. Pemerintah Belanda bersedia mengangkatnya menjadi pegawai negeri dengan gaji yang cukup besar asalkan mau bekerja sama, tetapi ditolaknya.
Dengan alasan yang tidak diketahui, pada masa awal pendudukan Jepang, Hasyim Asy’ari ditangkap. Berkat bantuan anaknya, K.H. Wahid Hasyim, beberapa bulan kemudian ia dibebaskan dan sesudah itu diangkat menjadi Kepala Urusan Agama. Jabatan itu diterimanya karena terpaksa, tetapi ia tetap mengasuh pesantrennya di Tebuireng.
Sesudah Indonesia merdeka, melalui pidato-pidatonya Kiai Hasyim Asy’ari membakar semangat para pemuda supaya mereka berani berkorban untuk mempertahankan kemerdekaan. Ia meninggal dunia pada tanggal 25 Juli 1947 karena pendarahan otak dan dimakamkan di Tebuireng. ►dari berbagai sumber.

 salam pramuka ^_^

Sekilas tentang Nyak Dien

 Bagi yang ngaku Pramuka MAN Nglawak gak afdol kalo belum tahu sejarah Tokoh Pahlawan Nasinonal yang menjadi nama Ambalan Puteri kita
 Inilah Beliau Cut Nyak Dhien (ejaan lama: Tjoet Nja' Dhien,

 Lampadang, Kerajaan Aceh, 1848Sumedang, Jawa Barat, 6 November 1908; dimakamkan di Gunung Puyuh, Sumedang) adalah seorang Pahlawan Nasional Indonesia dari Aceh yang berjuang melawan Belanda pada masa Perang Aceh. Setelah wilayah VI Mukim diserang, ia mengungsi, sementara suaminya Ibrahim Lamnga bertempur melawan Belanda. Ibrahim Lamnga tewas di Gle Tarum pada tanggal 29 Juni 1878 yang menyebabkan Cut Nyak Dhien sangat marah dan bersumpah hendak menghancurkan Belanda.
Teuku Umar, salah satu tokoh yang melawan Belanda, melamar Cut Nyak Dhien. Pada awalnya Cut Nyak Dhien menolak, tetapi karena Teuku Umar memperbolehkannya ikut serta dalam medan perang, Cut Nyak Dhien setuju untuk menikah dengannya pada tahun 1880. Mereka dikaruniai anak yang diberi nama Cut Gambang.[1] Setelah pernikahannya dengan Teuku Umar, ia bersama Teuku Umar bertempur bersama melawan Belanda. Namun, Teuku Umar gugur saat menyerang Meulaboh pada tanggal 11 Februari 1899, sehingga ia berjuang sendirian di pedalaman Meulaboh bersama pasukan kecilnya. Cut Nyak Dien saat itu sudah tua dan memiliki penyakit encok dan rabun, sehingga satu pasukannya yang bernama Pang Laot melaporkan keberadaannya karena iba.[2][3] Ia akhirnya ditangkap dan dibawa ke Banda Aceh. Di sana ia dirawat dan penyakitnya mulai sembuh. Namun, keberadaannya menambah semangat perlawanan rakyat Aceh. Ia juga masih berhubungan dengan pejuang Aceh yang belum tertangkap. Akibatnya, Dhien dibuang ke Sumedang. Tjoet Nyak Dhien meninggal pada tanggal 6 November 1908 dan dimakamkan di Gunung Puyuh, Sumedang.
    
banyak Hikmah dari Perjuangan beliau.. Oleh karena itu marilah kita mencontoh teladan - teladan putera puteri bangsa yang tlah mempertahankan Negara Kita kita ini dari tangan Penjajah..

Salam pramuka :)

Sabtu, 06 Agustus 2011

we are Scout But Moslem

Alhamdulillah kita bisa berjumpa lagi dengan bulan ramadhan yang penuh berkah dan ampunan. Semoga kita bisa memanfaatkan kesempatan yang berharga ini untuk melakukan hal - hal positif di bulan ini.
Keutamaan Bulan Ramadhan, bulan Ramadhan adalah bulan yang dinanti-nanti oleh umat muslim di seluruh dunia.  Bulan Ramadhan adalah satu bulan yang lebih baik daripada 1000 Bulan, dimana disini merupakan bulan pengampunan dan bulan limpahan rezeki dari Allah S.W.T.  Keutamaan Bulan Ramadhan bukan hanya terletak dari menahan lapar dan haus, acara buka dan sahur bersama keluarga/teman/kolega, bulan banyak yang berjualan kue tetapi Keutamaman Bulan Ramadhan adalah, bulan penuh berkah.  Adapun Keutamaan Bulan Ramadhan diantaranya :

Keutamaan Bulan Ramadhan :

  1. Bulan Ramadhan adalah bulan Allah
  2. Bulan yang membawa berkah
  3. Bulan yang membawa rahmat
  4. Bulan yang membawa Magfirah
  5. Bulan yang paling Mulia di sisi Allah
  6. Hari-harinya adalah hari yang paling utama
  7. Bulan di mana ibadah sunat menjadi pahala ibadah wajib, serta ibadah wajib dilipat gandakan pahalanya
  8. Nafas kita menjadi tasbih
  9. Tidur kita menjadi ibadah
  10. Amal-amal kita diterima
  11. Doa-doa kita dijabah
  12. Memberi makan orang yang berbuka / sahur akan mendapatkan pahala yang sama dengan orang yang berpuasa tanpa mengurangi pahala dari puasa kita
  13. Melakukan shat fardhu ganjarannya sama dengan 70 kali shalat fardhu di bulan lain
  14. Memperbanyak shalaawat akan memperberat timbangan pada hari ketika timbangan meringan
  15. Membaca satu ayat Al Qurán ganjarannya sama seperti mengkhatamkan Al Qurán di bulan lain.
selamat berpuasa .... (^_^)

salam pramuka

Selasa, 02 Agustus 2011

welcome

Selamat datang di Frezzi.blog..

Kami hanyalah segelintir orang yang ingin saling berbagi kebaikan. Berusaha untuk memaksimalkan potensi yang ada pada diri kami, jujur kami masih dalam tahap pembelajaran, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan.. :)